Minggu, 27 Februari 2011

[peaceforbali] Kimberly Sanchez invites you to connect

I created a profile with my pictures, videos, blog and events and I'd like to add you as a friend to show this to you.

http://jerseyzgirl.zoomshare.com/files/photos.htm

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
peaceforbali-digest@yahoogroups.com
peaceforbali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
peaceforbali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Jumat, 25 Februari 2011

[peaceforbali] Do You Want To Have a Baby ?

Get Pregnant Quickly and Naturally Within 2 Months.

Learn How : http://good-links.us/pregnancy-miracle.html


------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
peaceforbali-digest@yahoogroups.com
peaceforbali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
peaceforbali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Bls: [bali-bali] salah satu tulisan sikap


Makasih Mbok Vieb...
Komprehensif dan menyentuh hati...tidak terbantahkan..
Ditunggu tindaklanjut dan realisasinya di sehari-hari...
Bagaimana dengan sikap kita terhadap hasil dan profesi petani itu sendiri?
Bagaimana dengan kegemaran kita makan buah dan hasil pertnaian impor?
Bagaimana dengan kebijakan pemerintah yang membiarkan impor buah terus masuk?
Bagaimana dengan para makelar tanah yang bergerilya mengiming-imingi petani dengan fulus untuk mengkavling tanah menjadi perumahan?
Bagaimana dengan hobi kita yang merespon membeli setiap pengkavlingan tanah dengan alasan investasi?
Bagaimana dengan sikap dari para Bupati yang menolak RTRW PRovinsi Bali?
Bagaimana dengan pejabat dan pegawai BPN dan Pemda yang mengijinkan sertifikasi tanah bahkan yang masuk jalur hijau?
Kenyataan dilapangan lebih parah daripada pernyataan dari Pak Khun di media...
Mari bangun dari tidur kita, sudah tidak cukup lagi berwacana dan  bersikap ...
mengutip sajaknya Alm. Wiji Tukul..HANYA ADA SATU KATA....LAWANNN..
SAVE OUR BALI...SAVE OUR EARTH..

Probo


--- Pada Jum, 25/2/11, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> menulis:

Dari: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
Judul: [bali-bali] salah satu tulisan sikap
Kepada: bali@lp3b.or.id, bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 25 Februari, 2011, 8:05 PM

 

Jumat, 25 Februari 2011

Sesat Pikir Tanah dan Pertanian Bali

(Tanggapan atas sikap Apindo Bali)

 

Oleh

 

Agung Wardana

 

 

Kondisi dilema memang tengah dihadapi masyarakat Bali. Antara mempertahankan kondisi pertanian Bali (bahkan meningkatkannya), dengan mendukung perluasan industri pariwisata yang semakin lama semakin rakus. Dalam kondisi dilema ini, Panundiana Khun, Ketua APINDO Bali, sebagaimana diberikan oleh sebuah media online (BB, 15/02/11), menyatakan bahwa pertanian tidak cocok di Bali dan mengusulkan agar pemerintah melaksanakan program transmigrasi bagi para petani Bali.

 

Sikap Bapak Panundiana Khun ini, entah atas nama pribadi ataupun mewakili organisasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bali, nampaknya mendapat respon beragam di dunia maya. Namun demikian, pertama, masyarakat Bali perlu angkat topi atas kelugasan beliau untuk memberikan gagasan dan solusi atas dilema. Kedua, bahwa dengan pernyataan tegas kepada publik tersebut, saat ini menjadi semakin jelas siapa dan kelompok mana yang berpotensi menghambat perbaikan sektor pertanian di Bali.

 

Ketiga, sebagai kelompok kapitalis yang berkepentingan untuk mendapatkan lahan dalam ranga melakukan ekspansi modal dan akumulasi keuntungan, sikap beliau tersebut adalah sebuah kewajaran. Namun cara pandang yang lain semestinya juga tidak begitu saja boleh dinegasikan melainkan cara pandang lain juga harus mendapat porsi yang sama untuk dipahami publik.

 

Dengan demikian tulisan ini bermaksud untuk mengurai cara pandang lain dan sekaligus juga merespon kesesatan berpikir yang disampaikan oleh beliau. Adapun premis-premis yang bisa ditarik dari argumentasi tersebut adalah:

 

1. Tanah Sebagai Sumber Daya Alam Semata

Lewat pernyataannya, sepertinya Apindo Bali hanya melihat tanah (lahan) sebagai sumber daya alam semata (kapital). Sehingga asumsi mereka tanah sepenuhnya tunduk pada hukum-hukum ekonomi pasar dengan prinsip utama: siapa yang memiliki uang untuk membeli maka ia memiliki hak mutlak atas lahan tersebut.

 

Pandangan ini jelas ahistoris dan bias ekonomistik. Pertama, pandangan ini ahistoris karena melupakan sejarah bahwa begitu banyak pengorbanan dilakukan untuk mempertahankan sejengkal tanah yang coba dirampas oleh pihak lain, misalnya kolonial, negara maupun investor. Mari kita belajar bersama dari kasus-kasus seperti perjuangan melawan kolonial, melawan proyek BNR, proyek Selasih atau Pecatu, hingga kasus pembantaain massal 1965-1966 dimana tanah menjadi salah satu pemicu konflik yang terpenting.

 

Kedua, pandangan ini sangat bias ekonomistik karena menurut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960 tanah memiliki fungsi yang tidak semata-mata sebagai kapital tapi juga berfungsi sosial dan bernilai religius-magis. Artinya, tanah menjadi ruang hidup dan landasan untuk membangun relasi sosial-ekologi manusia dan alam yang diatasnya. Selain itu, hubungan manusia dengan tanah juga terkadang merupakan relasi spiritual seperti misalnya cara pandang tradisional yang melihat tanah sebagai 'Ibu Pertiwi" yang melindungi, memelihara, dan menghidupi para sentana-nya.

 

2. Pertanian Hanya Merupakan Corak Produksi

Di mata kaum industrialis, pertanian dilihat hanya sebagai sebuah corak produksi untuk menghasilkan pangan yang diperdagangkan (kegiatan ekonomi). Dalam hal ini Bapak Panundiana Khun menegasikan fakta bahwa bahwa banyak petani yang memproduksi pangan untuk makanan mereka sendiri (subsisten).

 

Hal yang terpenting lagi, bertani bukanlah semata kegiatan ekonomi bagi para petani Bali tetapi sebuah praktek spiritual yang sarat makna dan ritual. Selain itu, kegiatan pertanian tradisional juga merupakan praktek untuk menyeimbangkan ekologi. Misalnya, irigasi tradisional dengan menggunakan parit-parit lahan basah, merupakan kearifan traditional yang mampu mengurangi resiko banjar akibat run-off air hujan.

 

Keanekaragaman hayati juga dipertahankan dalam praktek pertanian tradisional ini. Sehingga dapat mendukung produksi dan diversifikasi pangan, serta menyediakan layanan yang lain seperti obat-obatan. Jelas sekali bahwa, pertanian bukan saja kegiatan ekonomi semata, tetapi pertanian juga merupakan corak kehidupan rakyat kecil dan merupakan kerja pelayanan bagi keseimbangan alam dan kehidupan yang sudah sepatutnya mendapatkan penghormatan dari semua orang yang perlu makan.

 

3. Menjawab Akar Permasalahan Hancurnya Sendi Pertanian Bali

Nampaknya sikap yang disampaikan Apindo Bali bahwa lahan di Bali sudah tidak mampu lagi untuk dikembangkan untuk pertanian sehingga petani Bali harus transmigrasi merupakan tawaran solusi yang prematur. Bagi para industrialis akar permasalahan pertanian menjadi tidak relevan untuk dibicarakan karena mereka membutuhkan solusi pragmatis dalam mengejar keuntungan secepat mungkin.

 

Mereka ini ingin menutup mata terhadap akar permasalahan hancurnya sendi pertanian Bali. Bagi orang yang mendapatkan informasi utuh atas kondisi Bali, akan dengan mudah menunjuk bahwa kerakusan industri pariwisata adalah salah satu akar masalah ini. Memang juga harus diakui bahwa lemahnya keberpihakan politik terhadap pertanian juga menjadi hal yang penting. Namun sikap meng-anak-emas-kan industri pariwisata dan menelantarkan pertanian diambil para politisi merefleksikan pandangan politisi melihat industri pariwisata yang dapat menjadi pundi-pundi dana untuk berkuasa.

 

4. Simplifikasi Persoalan Transmigrasi

Bapak Panundiana Khun menawarkan solusi untuk pemberlakukan program transmigrasi bagi para petani, misalnya ke Kalimantan. Sepertinya, logika model Orde Baru masih kental dalam solusi ini, yang melihat bahwa dengan program transmigrasi permasalahan lahan ini bisa terselesaikan. Jika beliau memahami kompleksitas permasalahan transmigrasi di negeri ini, mungkin beliau akan lebih hati-hati dalam menawarkan solusi ini.

 

Transmigrasi tidak menyelesaikan permasalahan lahan dan malah memparah kusutnya permasalahan transmigrasi. Pertama, transmigrasi berarti memindahkan satu permasalahan di Bali ke tempat transmigrasi. Hal ini karena sering kali lahan yang disediakan untuk bertani di kawasan transmigrasi adalah hutan atau gambut, yang memiliki fungsi ekologis bagi kawasan setempat. Selanjutnya, sering kali terjadi tensi ataupun konflik antara transmigran dengan penduduk lokal akibat kecemburuan sosial.

 

Kedua, dengan transmigrasi, berarti masyarakat Bali sedang 'membuang' warga-nya yang miskin dan tidak mampu bertahan ditengah kompetisi yang semakin menggila di Bali. Ironisnya, disisi yang lain, masyarakat Bali (terutama para pengusaha dan penguasa) justru mengundang jutaan turis, orang kaya, maupun ekspatriat, untuk menetap di Bali. Pertanyaannya, apakah hal ini sebuah tindakan yang etis dan bermoral? Bukankan seharusnya kita yang membela warga Bali yang sedang dimarjinalkan oleh ketidakadilan pariwisata ini?

 

Dengan uraian diatas, bahwa jelas premis-premis yang diungkapkan oleh Bapak Panundiana Khun, atas nama pribadi atau organisasi, sangat lemah dan tidak etis untuk diikuti. Karena premis tersebut justru akan mempercepat kehancuran Bali secara sosial, ekonomi dan ekologi.

 

Tentu kita tidak ingin kehancuran tersebut terjadi dan kita juga tidak ingin melihat Bali semata-mata dijadikan taman bermain kelompok berduit dan koloni-koloni para turis. Sedangkan kita yang miskin semakin terpinggirkan dan ingin dibuang dari pertiwi sendiri, dengan agenda agar kemiskinan tidak merusak pemandangan para turis tersebut yang sedang bermain-main di pulau yang disebut surga ini.

 

Penulis, Aktivis Lingkungan

Sedang Belajar di Inggris

Diposkan oleh Agung Wardana di 04:50 http://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gifhttp://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

 


[bali-bali] salah satu tulisan sikap



Jumat, 25 Februari 2011

Sesat Pikir Tanah dan Pertanian Bali

(Tanggapan atas sikap Apindo Bali)

 

Oleh

 

Agung Wardana

 

 

Kondisi dilema memang tengah dihadapi masyarakat Bali. Antara mempertahankan kondisi pertanian Bali (bahkan meningkatkannya), dengan mendukung perluasan industri pariwisata yang semakin lama semakin rakus. Dalam kondisi dilema ini, Panundiana Khun, Ketua APINDO Bali, sebagaimana diberikan oleh sebuah media online (BB, 15/02/11), menyatakan bahwa pertanian tidak cocok di Bali dan mengusulkan agar pemerintah melaksanakan program transmigrasi bagi para petani Bali.

 

Sikap Bapak Panundiana Khun ini, entah atas nama pribadi ataupun mewakili organisasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bali, nampaknya mendapat respon beragam di dunia maya. Namun demikian, pertama, masyarakat Bali perlu angkat topi atas kelugasan beliau untuk memberikan gagasan dan solusi atas dilema. Kedua, bahwa dengan pernyataan tegas kepada publik tersebut, saat ini menjadi semakin jelas siapa dan kelompok mana yang berpotensi menghambat perbaikan sektor pertanian di Bali.

 

Ketiga, sebagai kelompok kapitalis yang berkepentingan untuk mendapatkan lahan dalam ranga melakukan ekspansi modal dan akumulasi keuntungan, sikap beliau tersebut adalah sebuah kewajaran. Namun cara pandang yang lain semestinya juga tidak begitu saja boleh dinegasikan melainkan cara pandang lain juga harus mendapat porsi yang sama untuk dipahami publik.

 

Dengan demikian tulisan ini bermaksud untuk mengurai cara pandang lain dan sekaligus juga merespon kesesatan berpikir yang disampaikan oleh beliau. Adapun premis-premis yang bisa ditarik dari argumentasi tersebut adalah:

 

1. Tanah Sebagai Sumber Daya Alam Semata

Lewat pernyataannya, sepertinya Apindo Bali hanya melihat tanah (lahan) sebagai sumber daya alam semata (kapital). Sehingga asumsi mereka tanah sepenuhnya tunduk pada hukum-hukum ekonomi pasar dengan prinsip utama: siapa yang memiliki uang untuk membeli maka ia memiliki hak mutlak atas lahan tersebut.

 

Pandangan ini jelas ahistoris dan bias ekonomistik. Pertama, pandangan ini ahistoris karena melupakan sejarah bahwa begitu banyak pengorbanan dilakukan untuk mempertahankan sejengkal tanah yang coba dirampas oleh pihak lain, misalnya kolonial, negara maupun investor. Mari kita belajar bersama dari kasus-kasus seperti perjuangan melawan kolonial, melawan proyek BNR, proyek Selasih atau Pecatu, hingga kasus pembantaain massal 1965-1966 dimana tanah menjadi salah satu pemicu konflik yang terpenting.

 

Kedua, pandangan ini sangat bias ekonomistik karena menurut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960 tanah memiliki fungsi yang tidak semata-mata sebagai kapital tapi juga berfungsi sosial dan bernilai religius-magis. Artinya, tanah menjadi ruang hidup dan landasan untuk membangun relasi sosial-ekologi manusia dan alam yang diatasnya. Selain itu, hubungan manusia dengan tanah juga terkadang merupakan relasi spiritual seperti misalnya cara pandang tradisional yang melihat tanah sebagai ‘Ibu Pertiwi” yang melindungi, memelihara, dan menghidupi para sentana-nya.

 

2. Pertanian Hanya Merupakan Corak Produksi

Di mata kaum industrialis, pertanian dilihat hanya sebagai sebuah corak produksi untuk menghasilkan pangan yang diperdagangkan (kegiatan ekonomi). Dalam hal ini Bapak Panundiana Khun menegasikan fakta bahwa bahwa banyak petani yang memproduksi pangan untuk makanan mereka sendiri (subsisten).

 

Hal yang terpenting lagi, bertani bukanlah semata kegiatan ekonomi bagi para petani Bali tetapi sebuah praktek spiritual yang sarat makna dan ritual. Selain itu, kegiatan pertanian tradisional juga merupakan praktek untuk menyeimbangkan ekologi. Misalnya, irigasi tradisional dengan menggunakan parit-parit lahan basah, merupakan kearifan traditional yang mampu mengurangi resiko banjar akibat run-off air hujan.

 

Keanekaragaman hayati juga dipertahankan dalam praktek pertanian tradisional ini. Sehingga dapat mendukung produksi dan diversifikasi pangan, serta menyediakan layanan yang lain seperti obat-obatan. Jelas sekali bahwa, pertanian bukan saja kegiatan ekonomi semata, tetapi pertanian juga merupakan corak kehidupan rakyat kecil dan merupakan kerja pelayanan bagi keseimbangan alam dan kehidupan yang sudah sepatutnya mendapatkan penghormatan dari semua orang yang perlu makan.

 

3. Menjawab Akar Permasalahan Hancurnya Sendi Pertanian Bali

Nampaknya sikap yang disampaikan Apindo Bali bahwa lahan di Bali sudah tidak mampu lagi untuk dikembangkan untuk pertanian sehingga petani Bali harus transmigrasi merupakan tawaran solusi yang prematur. Bagi para industrialis akar permasalahan pertanian menjadi tidak relevan untuk dibicarakan karena mereka membutuhkan solusi pragmatis dalam mengejar keuntungan secepat mungkin.

 

Mereka ini ingin menutup mata terhadap akar permasalahan hancurnya sendi pertanian Bali. Bagi orang yang mendapatkan informasi utuh atas kondisi Bali, akan dengan mudah menunjuk bahwa kerakusan industri pariwisata adalah salah satu akar masalah ini. Memang juga harus diakui bahwa lemahnya keberpihakan politik terhadap pertanian juga menjadi hal yang penting. Namun sikap meng-anak-emas-kan industri pariwisata dan menelantarkan pertanian diambil para politisi merefleksikan pandangan politisi melihat industri pariwisata yang dapat menjadi pundi-pundi dana untuk berkuasa.

 

4. Simplifikasi Persoalan Transmigrasi

Bapak Panundiana Khun menawarkan solusi untuk pemberlakukan program transmigrasi bagi para petani, misalnya ke Kalimantan. Sepertinya, logika model Orde Baru masih kental dalam solusi ini, yang melihat bahwa dengan program transmigrasi permasalahan lahan ini bisa terselesaikan. Jika beliau memahami kompleksitas permasalahan transmigrasi di negeri ini, mungkin beliau akan lebih hati-hati dalam menawarkan solusi ini.

 

Transmigrasi tidak menyelesaikan permasalahan lahan dan malah memparah kusutnya permasalahan transmigrasi. Pertama, transmigrasi berarti memindahkan satu permasalahan di Bali ke tempat transmigrasi. Hal ini karena sering kali lahan yang disediakan untuk bertani di kawasan transmigrasi adalah hutan atau gambut, yang memiliki fungsi ekologis bagi kawasan setempat. Selanjutnya, sering kali terjadi tensi ataupun konflik antara transmigran dengan penduduk lokal akibat kecemburuan sosial.

 

Kedua, dengan transmigrasi, berarti masyarakat Bali sedang ‘membuang’ warga-nya yang miskin dan tidak mampu bertahan ditengah kompetisi yang semakin menggila di Bali. Ironisnya, disisi yang lain, masyarakat Bali (terutama para pengusaha dan penguasa) justru mengundang jutaan turis, orang kaya, maupun ekspatriat, untuk menetap di Bali. Pertanyaannya, apakah hal ini sebuah tindakan yang etis dan bermoral? Bukankan seharusnya kita yang membela warga Bali yang sedang dimarjinalkan oleh ketidakadilan pariwisata ini?

 

Dengan uraian diatas, bahwa jelas premis-premis yang diungkapkan oleh Bapak Panundiana Khun, atas nama pribadi atau organisasi, sangat lemah dan tidak etis untuk diikuti. Karena premis tersebut justru akan mempercepat kehancuran Bali secara sosial, ekonomi dan ekologi.

 

Tentu kita tidak ingin kehancuran tersebut terjadi dan kita juga tidak ingin melihat Bali semata-mata dijadikan taman bermain kelompok berduit dan koloni-koloni para turis. Sedangkan kita yang miskin semakin terpinggirkan dan ingin dibuang dari pertiwi sendiri, dengan agenda agar kemiskinan tidak merusak pemandangan para turis tersebut yang sedang bermain-main di pulau yang disebut surga ini.

 

Penulis, Aktivis Lingkungan

Sedang Belajar di Inggris

Agung Wardanahttp://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gifhttp://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

 



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[bali-bali] Sesat Pikir Tanah dan Pertanian Bali



Sesat Pikir Tanah dan Pertanian Bali

(Tanggapan atas sikap Apindo Bali)


Oleh


Agung Wardana


Kondisi dilema memang tengah dihadapi masyarakat Bali. Antara mempertahankan kondisi pertanian Bali (bahkan meningkatkannya), dengan mendukung perluasan industri pariwisata yang semakin lama semakin rakus. Dalam kondisi dilema ini, Panundiana Khun, Ketua APINDO Bali, sebagaimana diberikan oleh sebuah media online (BB, 15/02/11), menyatakan bahwa pertanian tidak cocok di Bali dan mengusulkan agar pemerintah melaksanakan program transmigrasi bagi para petani Bali.


Selanjutnya di: http://www.agungwardana.com/2011/02/sesat-pikir-tanah-dan-pertanian-bali.html





__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kamis, 24 Februari 2011

Re: [bali-bali] perlu di sikapi?????



klo di di lihat bali masih ada lahan pertanian, dari dulu tetap eskis ada petani di Bali, mungkin perlu di pertegas bali mana yg lahan pertaniannya terbatas, klo di trans kan ke kalimantan ? ??..trus yang ke Bali orang borneo buka toko furniture, orang jawa buka toko di Bali.

dari 1963 sudah banyak sih orang bali yang trans. ada yang balik ke bali ada yang masih bertahan.

masih ada lahan pertanian luas di bali (mari tengok ke nusa penida) , tinggal di kembangkan jenis pertanian apa yang cocok ?


salam

SUDI
=====================

On 2/25/2011 10:32 AM, Asana Viebeke Lengkong wrote:
 

P Probo:

 

Pernyataan inikah yang anda anggap P Khun sedang melakukan shock terapi?????

 

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

 

 

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Probo Raharjo
Sent: Thursday, February 24, 2011 8:00 AM
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: Bls: [bali-bali] perlu di sikapi?????

 

 

SETUJU....shock terapi buat yang merasa hanya bisa hidup dari INVESTASI industri wisata....kalau tidak ada komentar Pak Khun..tidak yakin bakal sadar perlunya tetap menjaga lingkungan Pulau Bali...

dan pertanian bukan hanya sebagai pelengkap industri wisata.

Pertanyaan klasik "lebih dulu mana TELUR atau AYAM?"

 

Probo

--- Pada Rab, 23/2/11, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> menulis:


Dari: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
Judul: [bali-bali] perlu di sikapi?????
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 23 Februari, 2011, 7:00 PM

 

Industri Pertanian Tak Cocok di Bali
Beritabali.com, Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi pengembangan industri pertanian.

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

"Kalau hanya petani penggarap itu kenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke Kalimantan. Di Kalimantan itu satu hektar hutan hanya dua juta. Bisa minta gratis. Kaltim, kalteng, Kalbar kebanyakan penduduknya orang Jawa semua. Penduduk lokalnya hanya 30 persen," ujar Panundiana Khun.

Panundiana Khun menambahkan walaupun pertanian dapat tetap dikembangkan di Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagai pelengkap pariwisata semata. Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagian dari paket wisata di Bali. (mlt)

 


--   Bali Esia Holidays PT.Bali Esia Tour & Travel. http://www.baliesiaholidays.com ph: +62 361 428677, fax : +62 361 429589, M: +62 81337314000 YM ID : sudibaliesia ===================================================


__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[Bali-Business] Villa & Property, 2/25/2011, 1:00 pm



Reminder from:   Bali-Business Yahoo! Group
 
Title:   Villa & Property
 
Date:   Friday February 25, 2011
Time:   1:00 pm - 1:00 pm
Repeats:   This event repeats every week.
Notes:   ----------------------------------------------------
*** VILLA & PROPERTY ***
Opportunity in Bali

Sponsor: 99Bali Property (www.99Bali.com/Property)
----------------------------------------------------


Dear Friends,

Let us discuss Villa & Property business opportunity in Bali.

Have a nice discussion :-)

 
Copyright © 2011  Yahoo! Inc. All Rights Reserved | Terms of Service | Privacy Policy


__._,_.___


***

Refer your friends to join,
ask them to email Bali-Business-subscribe@yahoogroups.com


Members: 3,833                    Updated: 1 Jun 2007
-------------------------------------------------------
              *** Bali-Business ***
    Business for The Expatriate Community in Bali
    http://www.yahoogroups.com/group/Bali-Business

   Managed by: 99Bali International (www.99Bali.com)
-------------------------------------------------------





Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

RE: [bali-bali] perlu di sikapi?????



Mbok Vieb...

Iya Mbok....sudah bingung dengan cara apa lagi menyadarkan masyarakat dan terutama para pejabat dan birokrat untuk lebih peduli...
Perhatian pemerintah dan masyarakat umum kepada pelestarian lingkungan khususnya pertanian sudah sangat minim kalau tidak mau dikatakan tidak ada sama sekali..
Daripada berputar-putar dan bermain-main dengan peraturan (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang dari awal sudah ada niat untuk dilanggar dan tidak dilaksanakan, bukankah lebih baik sekalian saja tidak perlu ada peraturan...
Tidak ada lagi kemunafikan dan kebohongan...muak dengan kepura2an pejabat dan pengambil kebijakan...
Sudah legalkan dan umumkan saja bahwa semua wilayah dan lahan di Pulau Bali bisa dan boleh dibangun dengan jenis bangunan apa saja atas nama Investasi dan pertumbuhan ekonomi..mari bersama kita rasakan akibatnya...
Apa gunanya diatur2 kalau memang sudah tidak ada niat mengikuti aturan dan tidak mau diatur...kembali ke HUKUM RIMBA.
dan selamat datang "Bali Island the Lost Paradise..."


Probo

--- Pada Jum, 25/2/11, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> menulis:

Dari: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
Judul: RE: [bali-bali] perlu di sikapi?????
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 25 Februari, 2011, 9:32 AM

 

P Probo:

 

Pernyataan inikah yang anda anggap P Khun sedang melakukan shock terapi?????

 

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

 

 

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Probo Raharjo
Sent: Thursday, February 24, 2011 8:00 AM
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: Bls: [bali-bali] perlu di sikapi?????

 

 

SETUJU....shock terapi buat yang merasa hanya bisa hidup dari INVESTASI industri wisata....kalau tidak ada komentar Pak Khun..tidak yakin bakal sadar perlunya tetap menjaga lingkungan Pulau Bali...

dan pertanian bukan hanya sebagai pelengkap industri wisata.

Pertanyaan klasik "lebih dulu mana TELUR atau AYAM?"

 

Probo

--- Pada Rab, 23/2/11, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> menulis:


Dari: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
Judul: [bali-bali] perlu di sikapi?????
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 23 Februari, 2011, 7:00 PM

 

Industri Pertanian Tak Cocok di Bali
Beritabali.com, Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi pengembangan industri pertanian.

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

"Kalau hanya petani penggarap itu kenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke Kalimantan. Di Kalimantan itu satu hektar hutan hanya dua juta. Bisa minta gratis. Kaltim, kalteng, Kalbar kebanyakan penduduknya orang Jawa semua. Penduduk lokalnya hanya 30 persen," ujar Panundiana Khun.

Panundiana Khun menambahkan walaupun pertanian dapat tetap dikembangkan di Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagai pelengkap pariwisata semata. Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagian dari paket wisata di Bali. (mlt)

 




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

RE: [bali-bali] perlu di sikapi?????



P Probo:

 

Pernyataan inikah yang anda anggap P Khun sedang melakukan shock terapi?????

 

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

 

 

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Probo Raharjo
Sent: Thursday, February 24, 2011 8:00 AM
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: Bls: [bali-bali] perlu di sikapi?????

 

 

SETUJU....shock terapi buat yang merasa hanya bisa hidup dari INVESTASI industri wisata....kalau tidak ada komentar Pak Khun..tidak yakin bakal sadar perlunya tetap menjaga lingkungan Pulau Bali...

dan pertanian bukan hanya sebagai pelengkap industri wisata.

Pertanyaan klasik "lebih dulu mana TELUR atau AYAM?"

 

Probo

--- Pada Rab, 23/2/11, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> menulis:


Dari: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
Judul: [bali-bali] perlu di sikapi?????
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 23 Februari, 2011, 7:00 PM

 

Industri Pertanian Tak Cocok di Bali
Beritabali.com, Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi pengembangan industri pertanian.

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

"Kalau hanya petani penggarap itu kenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke Kalimantan. Di Kalimantan itu satu hektar hutan hanya dua juta. Bisa minta gratis. Kaltim, kalteng, Kalbar kebanyakan penduduknya orang Jawa semua. Penduduk lokalnya hanya 30 persen," ujar Panundiana Khun.

Panundiana Khun menambahkan walaupun pertanian dapat tetap dikembangkan di Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagai pelengkap pariwisata semata. Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagian dari paket wisata di Bali. (mlt)

 



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[peaceforbali] i found a very interesting Flash Game!

haha! I i found a very interesting Flash Game today, so I wanna share it with you. You can play online here:

http://fraggers.webs.com/flashgame.htm

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
peaceforbali-digest@yahoogroups.com
peaceforbali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
peaceforbali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Rabu, 23 Februari 2011

Re: [bali-bali] buku Bali



Fantastic, nanti akan dibeli.... sekarang masih di Bali, hari Sabtu ke Yogya, jumput Pak Ledjar dan Nanang utk Wayang Pangeran William of Orange.. Mudah-mudahan bisa ketemu bulan Mei di Bali lagi. Rahajeng, Ibu Hedi.

2011/2/23 Darma Putra <idarmaputra@yahoo.com>
 

Berikut adalah link situs penerbit KITLV, Leiden, yang menerbitkan buku 
A literary mirror; Balinese reflections on modernity and identity in the twentieth century
 

 

 A literary mirror is the first English-language work to comprehensively analyse Indonesian-language literature from Bali from a literary and cultural viewpoint. It covers the period from 1920 to 2000. This is an extremely rich field for research into the ways Balinese view their culture and how they respond to external cultural forces. This work complements the large number of existing studies of Bali and its history, anthropology, traditional literature, and the performing arts.

 

A literary mirror is an invaluable resource for those researching twentieth-century Balinese authors who wrote in Indonesian. Until now, such writers have received very little attention in the existing literature. An appendix gives short biographical details of many significant writers and lists their work.

 

---rahajeng

darma putra


 



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[Bali-Business] Spa & Wellness, 2/24/2011, 10:30 am



Reminder from:   Bali-Business Yahoo! Group
 
Title:   Spa & Wellness
 
Date:   Thursday February 24, 2011
Time:   10:30 am - 10:30 am
Repeats:   This event repeats every week.
Notes:   ----------------------------------------------------
*** SPA & WELLNESS***
Health section

Sponsor: 99Bali Spa (www.99Bali.com/Spa)
----------------------------------------------------


Dear Friends,

Let us discuss a spa & wellness business (spa products,
treatment, etc.)

Have a nice discussion :-)

 
Copyright © 2011  Yahoo! Inc. All Rights Reserved | Terms of Service | Privacy Policy


__._,_.___


***

Refer your friends to join,
ask them to email Bali-Business-subscribe@yahoogroups.com


Members: 3,833                    Updated: 1 Jun 2007
-------------------------------------------------------
              *** Bali-Business ***
    Business for The Expatriate Community in Bali
    http://www.yahoogroups.com/group/Bali-Business

   Managed by: 99Bali International (www.99Bali.com)
-------------------------------------------------------





Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Bls: [bali-bali] perlu di sikapi?????



SETUJU....shock terapi buat yang merasa hanya bisa hidup dari INVESTASI industri wisata....kalau tidak ada komentar Pak Khun..tidak yakin bakal sadar perlunya tetap menjaga lingkungan Pulau Bali...
dan pertanian bukan hanya sebagai pelengkap industri wisata.
Pertanyaan klasik "lebih dulu mana TELUR atau AYAM?"

Probo

--- Pada Rab, 23/2/11, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> menulis:

Dari: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
Judul: [bali-bali] perlu di sikapi?????
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 23 Februari, 2011, 7:00 PM

 

Industri Pertanian Tak Cocok di Bali
Beritabali.com, Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi pengembangan industri pertanian.

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

"Kalau hanya petani penggarap itu kenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke Kalimantan. Di Kalimantan itu satu hektar hutan hanya dua juta. Bisa minta gratis. Kaltim, kalteng, Kalbar kebanyakan penduduknya orang Jawa semua. Penduduk lokalnya hanya 30 persen," ujar Panundiana Khun.

Panundiana Khun menambahkan walaupun pertanian dapat tetap dikembangkan di Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagai pelengkap pariwisata semata. Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagian dari paket wisata di Bali. (mlt)




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[peaceforbali] i found a very interesting Movie!

haha! I i found a very interesting movie today, so I wanna share it with you. You can watch online here:

http://sallymovie.webs.com/OnlineMovie.htm

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
peaceforbali-digest@yahoogroups.com
peaceforbali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
peaceforbali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

[bali-bali] buku Bali



Berikut adalah link situs penerbit KITLV, Leiden, yang menerbitkan buku 
A literary mirror; Balinese reflections on modernity and identity in the twentieth century
 

 

 A literary mirror is the first English-language work to comprehensively analyse Indonesian-language literature from Bali from a literary and cultural viewpoint. It covers the period from 1920 to 2000. This is an extremely rich field for research into the ways Balinese view their culture and how they respond to external cultural forces. This work complements the large number of existing studies of Bali and its history, anthropology, traditional literature, and the performing arts.

 

A literary mirror is an invaluable resource for those researching twentieth-century Balinese authors who wrote in Indonesian. Until now, such writers have received very little attention in the existing literature. An appendix gives short biographical details of many significant writers and lists their work.

 

---rahajeng

darma putra


 

__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[bali-bali] perlu di sikapi?????



Industri Pertanian Tak Cocok di Bali
Beritabali.com, Denpasar, Tingginya alih fungsi lahan menyebabkan semakin terbatasnya lahan pertanian di Bali. Kondisi ini yang menyebabkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai Bali sudah tidak cocok sebagai lokasi pengembangan industri pertanian.

Ketua Apindo Bali Panundiana Khun pada keteranganya di Renon (14/2) menegaskan akibat semakin terbatasnya lahan
pertanian maka sudah saatnya pemerintah untuk memberlakukan program trasmigrasi bagi para petani di Bali. Sebagai salah satu contoh program trasmigrasi petani ke Kalimantan.

“Kalau hanya petani penggarap itu kenapa tidak dibawa trasmigrasi saja ke Kalimantan. Di Kalimantan itu satu hektar hutan hanya dua juta. Bisa minta gratis. Kaltim, kalteng, Kalbar kebanyakan penduduknya orang Jawa semua. Penduduk lokalnya hanya 30 persen,” ujar Panundiana Khun.

Panundiana Khun menambahkan walaupun pertanian dapat tetap dikembangkan di Bali, namun pertanian tersebut hanya sebagai pelengkap pariwisata semata. Selain itu pertanian hanya akan menjadi bagian dari paket wisata di Bali. (mlt)



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Senin, 21 Februari 2011

[bali-travel] PROMO BALI PACKAGE TOUR

 

Dear mod , and all friends.... Mohon supportnya program promo ini

dan bagi teman2 yg sdh support , terimakasih atas kerjasamannya smoga lancar dan ditunggu next tamunya..tq





PROMO UNTIL MARCH 2011


PESONA BALI 3D2N


HOTEL THE HARMONI LEGIAN / MAHARANI 1 KUTA


Rp 650.0000/PAX


MIN 25PAX + 1 FOC ( TWIN SHARE )



Hari 1  : Tiba Di Bali  -Uluwatu – Dreamland - GWk – Jimbaran ( D )

Setibanya Dibali , Para pesera kami jemput di bandara ngurah Rai Bali kemudian langsung kami antar untuk tour Uluwatu , Pura yg ada di atas tebing Bukit Unggasan , kemudian Beranjak menuju Pantai Dreamland Dan Setelah Itu menuju Garuda Wisnu Kencana Untuk Menonton Kecak Dan Makan Malam Di Sajikan Di Jimbaran Dengan menu Seafood . Setelah Selesai makan Malam ,peserta kami antar menuju Hotel Untuk cek in dan beristirahat .

Hari 2  :  Celuk mas – Kintamani – Tirta Empul - Sukawati  - Planet Holliwood( B , L , D )

Sarapan Pagi di hotel , Tour hari ini kita mulai dengan menuju batu Bulan  menuju desa celuk dan mas , wisata rumah batik bali dan belanja oleh2 khas bali ,juga perak bali , setelah itu menuju Gunung Batur Kintamani Untuk Makan Siang di Resto Batur Indah. Selesai makan siang kita menuju Tirta Empul / tampak Siring , tempat  pemandian yg terdapat 7 sumber mata air yg dipercaya bias menyembuhkan segala macam penyakit setelah itu beranjak menuju pasar seni Sukawati , anda bias berbelanja aneka baju2 khas bali , makan malam kami Sajikan di Planet Hollywood dengan sajian entertain live band di hari Rabu - sabtu. Acara selesai ,peserta kami antar ke Hotel dan beristirahat


Hari 3  : Tanjung benoa – Transfer Out ( B , L  )

Selesai sarapan pagi Di Hotel , Bersiap siap packing untuk cek out dari Hotel kemudian kita mulai untuk tour tanjung Benoa , tanjung Benoa Pusat water sport terbesar di bali , anda bias menyebrangi pulau untuk menuju Pulau Penyu , bermain parasailing , banana boat , jet sky , flying fish , diving dan lain lain tentunya dengan biaya sendiri , makan siang setelah selesai sampai waktunya  Peserta Kami antar Menuju bandara Ngurah Rai untuk kembali Ke kota Asal , maka selesailah tour kita kali ini bersama Midas  Bali Tour – TOUR SELESAI


Harga Termasuk

·         Menginap 2 malam Di Hotel  ( twin Share)

·         Transportasi  Ac

·         Profesional  guide

·         Makan Siang dan Malam Sesuai Program

·         Tiket Masuk Objek Wisata

·         Mineral water on tour

·         Welcome flower

 

Harga Tidak termasuk

·         Tiket Pesawat

·         Aiport Tax

·         Porter

·         Pengeluaran Pribadi

·         Optional tour

·         Tipping Guide + Driver

 


Regard


Lia Sukma

Managing Director


FOR RESERVATION PLS CONTAC


MIDAS BALI TOUR & TRAVEL

(PT MIDAS NUSANTARA GROUP )

Address : Jl. Pendidikan IV Blok D No. 9 Sidakarya, Denpasar
Bali – Indonesia

Phone : +62 361 7813926 , 3618960
Fax : +62 361 3618960
Mobile : +628123890755

BB pin : 2334613D

Email : info@midasbalitour.com // midasbalitour@yahoo.com // midastourbali@yahoo.com
Web : http://www.midasbalitour.com//




__._,_.___
Recent Activity:
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
.

__,_._,___